Pada hari ini, Jumat,
31 Maret 2017, belum lama saya tiba di
rumah, terdengar ketukkan pintu sembari
mengucapkan salam,
"assalamualaikum......, ujarnya. Saya mendekati pintu dan membukanya, eh
ternyata yang datang adalah sekda igi kab. Ketapang, beliau adalah
saudara Salahuddin, S. Pd.I atau yang lebih akrab dikenal dengan pak Uud.
Dibenak saya berseliweran tanda tanya ???!!!, ada apa gerangan? Jangan jangan
ada tugas tambahan lagi buat saya.
Saya mempersilahkan beliau duduk,
lalu beliau pun duduk. Berujar beberapa kata dan kalimat sembari mengeluarkan
selembar kertas tebal, ya seperti
kertas cover begitu. Saya lirik melihat dari ujung mata
semacam ada tulisan "sertifikat ", oo...
ya benar, itu sertifikat berlogo IGI dan logo kab. Ketapang. Secara
simetris saya lihat ada tertuli nama saya. Belum sempat saya memeriksa
keseluruhan isi kertas tebal tersebut, saya kembali melanjutan ujaran kata kata
bersama beliau. Berbagai hal dan motivasi yang beliau sampaikan. Acung jempol
buat sdr. Uud, pasal mempengaruhi orang, tentunya untuk hal positif, beliau
jagonya. Militansi terhadap organisasi, beliau dapat diandalkan. Sudah tentu
kiprah rekan rekan pengurus yang lain tidak kalah militannya.
Sesaat kemudian
beliau menyerahan sertifikat tersebut kepada saya. Supriadi Thomas, [31.03.17
11:28] mengatakan:
Bermacam perasaan berkecamuk
di dada dan fikiran, tak ada
rangkaian kata yang sanggup memaparkan isi fikiran saya, tak cukup
pilihan kata yang diujarkan untuk mengejawantahkan perasaan saya. Antara
percaya dan tidak, kok iya ya, kenapa bisa ya,
bla bla bla .... Jujur saja, ini kali pertama saya menerima sertifikat yang beda rasanya
padahal bukan kali ini saja saya menerima sertifikat, namun beberapa sertifikat
yang saya terima biasa biasa saja. Apa istimewanya kali ini? Jawabannya, jika dahulu sertifikat
diterima otomatis setelah mengikuti kegiatan
tanpa ada tindak lanjut apa apa,
maka kali ini sertifikat diterima
dengan syarat telah menyelesaikan sesuatu yang tak biasanya dilakukan yaitu “menulis”.
Sesuatu yang tak biasa, tidak pernah bahkan tak mungkin, jangan untuk dikirim
ke media berskala nasional, untuk dibaca teman sebelah tempat duduk saja tidak
pernah.
Alhamdulillah, segala puji bagi
Allah, melalui asbab bimbingan IGI
melalui master master yang profesional dan mumpuni, serta motivasi dari
pengurus IGI daerah Ketapang, meluncurlah tulisan yang tak sarat kualitas itu
ke dunia maya, dan akhirnya ternyata sesuatu
yang tidak pernah, tidak biasa dan tidak terduga menjadi kenyataan.
Terimakasih IGI moga moga kita bisa
"tumbuh bersama".
Penulis: Hadiyanto, MIN Ketapang, KALBAR.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar