Breaking News

Selasa, 13 Juni 2017

SEDIKIT TAPI SANGAT BERARTI


Supriadi

Keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kompetensi guru akhir-akhir ini semangkin digalakkan demi untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Pendidikan di Indonesia memang kita ketahui masih jauh dibandingkan negara-negara lain walaupun anggaran APBD yang dialokasikan untuk dunia pendidikan sangat besar tetapi itu tidak bisa menjamin untuk majunya sebuah pendidikan. Salah satu cara untuk memajukan dunia pendidikan adalah melatih para guru sehingga memiliki kompetensi dan kualitas yang benar-benar baik. Keseriusan pemerintah untuk melatih para guru adalah dibuktikan dengan sistem guru pembelajar sekarang dikenal dengan PKB (Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan) dan mengaktifkan MGMP atau KKG yang ada. Peningkatan kompetensi guru berbasis kelompok yang dilakukan pemerintah ini juga diikuti oleh organisasi organisasi profesi guru seperti IGI (Ikatan Guru Indonesia).
IGI yang memang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru, memang selalu serius dalam menjalankan fungsinya. Pelatihan yang dilakukan oleh IGI di seluruh Indonesia selalu mendapatkan tanggapan positif bagi para guru. IGI Kabupaten Ketapang yang baru mendeklarasikan dirinya pada tanggal 25 Maret 2017 lalu juga berusaha melakukan kegiatan-kegiatan demi untuk peningkatan kompetensi guru. Kemarin tepatnya tanggal 11 Juni 2017 IGI Kabupaten Ketapang kembali melakukan kegiatan workshop tentang optimalisasi Tab A dan pembuatan animasi drawing yang dihadiri oleh Bapak Basri Lahmuddin sebagai narasumber dari Makassar Sekaligus merupakan salah satu trainer IGI Pusat. Peserta yang hadir dalam kegiatan workshop kali ini hanya berjumlah 15 orang, hal ini disebabkan oleh kurangnya waktu atau persiapan yang diperlukan oleh panitia. Hanya 2 hari waktu yang disediakan untuk melakukan sebuah kegiatan sebesar ini dan Alhamdulillah bisa terlaksana tanpa ada halangan. Salut dengan para peserta yang sangat antusias terhadap kegiatan ini, bahkan waktu yang disediakan sebenarnya tidak cukup. Dari 15 orang peserta yang hadir ada 3 orang yang berstatus sebagai kepala sekolah yang juga ikut dalam kegiatan. Salut dengan 3 orang kepala sekolah tersebut yang masih ingin terus belajar bersama para guru. Biasanya seorang kepala sekolah hanya akan mengikuti kegiatan yang diikuti oleh sesama kepala sekolah saja, tetapi tidak untuk mereka. Mereka mau belajar bersama para guru yang bisa dikatakan masih Junior dibandingkan mereka bahkan mereka tidak segan-segan untuk kepada para guru tentang apa yang masih mereka belum tahu. Tidak itu saja mereka harus mengerjakan tugas yang diberikan oleh para panitia sebagai syarat pengambilan sertifikat dan itu harus mereka kerjakan. Benar-benar sebuah kegiatan yang sangat bermanfaat dalam dunia pendidikan.
Seperti yang saya tulis di atas bahwa kegiatan workshop yang dilakukan oleh IGI Kabupaten Ketapang adalah workshop yang kedua. Kegiatan workshop kali ini dibagi menjadi dua sesi, sesi pertama adalah mengoptimalisasikan Tab A yang dimulai dari pukul 09.00 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Merupakan waktu yang sangat singkat untuk mengetahui manfaat dan kegunaan dari fitur-fitur Tab A. Serasa waktu berjalan begitu cepat sehingga yang bisa disampaikan mungkin hanya 20% dari keseluruhan. Setelah pukul 12.00 WIB dilanjutkan istirahat dan melaksanakan sholat Dzuhur sampai pukul 12.30 WIB. Kemudian dari pukul 12.30 WIB dilanjutkan sesi yang kedua yaitu membuat animasi drawing dengan aplikasi sparkol. Sesi yang kedua lebih menarik lagi dibandingkan saya siang pertama, para peserta sangat antusias mengikuti materi karena membuat sebuah animasi dalam pembelajaran memang sangat menyenangkan. Tidak terasa jarum jam menunjukkan pukul 14.30 WIB, pertanda kegiatan berakhir dan akan ditutup karena Bapak Basri Lahmuddin sebagai pemateri harus kembali ke Pontianak untuk menghadiri kegiatan yang lain lagidi sana. Benar-benar sebuah kegiatan yang singkat tetapi memiliki manfaat yang sangat besar bagi kami para guru yang masih minim dengan ilmu.
Harapan kita semoga dunia pendidikan kedepannya akan lebih baik dan generasi muda yang diciptakan akan mampu bersaing dengan generasi muda dari negara. Khususnya Kabupaten Ketapang yang merupakan sebuah kabupaten yang letak geografisnya jauh dari provinsi kalimantan barat dapat menciptakan generasi-generasi pembelajar karena dibentuk oleh guru-guru yang gemar untuk belajar.

Ketapang, 13062017
#menemubaling.
Read more ...

Sabtu, 29 April 2017

GENERASI EMAS

JAMHURI, S.Pd

Selalu menjadi problematika bangsa kita bahwa indeks pembangunan manusia (IPM) di daerah selalu lebih rendah dibanding dengan IPM daerah perkotaan. Tentunya hal ini di sebabkan kerena minimnya segala akses dan fasilitas yang ada. Oleh karena itu, diperlukan pemeratan pembangunan di seluruh negeri ini, sehingga setiap anak bangsa dapat merasakan bagaimana kemerdekaan yang sesungguhnya.
Dengan segala kekurangan ini, ternyata tidak menyurutkan spirit perjuangan para guru di daerah daerah untuk terus meningkatkan kualitas manusia agar menjadi manusia paripurna. Perbedaan tempat dan geografis tentu mengakibatkan timbulnya permasalahan yang berbeda, begitu juga dengan problematikan guru di daerah. Kalau di perkotaan problematikanya terdapat pada ahklak siswa, semantara didaerah masalahnya adalah rendahnya kesadaran orang tua dan masyarakat terhadap pendidikan. Kondisi inilah yang menjadikan kami guru daerah perdesaan mempunyai dua tugas besar, yakni tanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik dan tanggung jawab terhadap peningkatan partisifasi masyarakat terhadap pendidikan anak-anak mereka.
Melalui tulisan ini, penulis ingin menceritakan sedikit kisah tentang perjuangan guru di daerah kami. Jika dilihat dari kualifikasi pekerjaan orang tua siswa, secara mayoritas sebagai petani dan buruh sawit. Oleh karena itu, orang tua disibukan dengan rutinitas pekerjaan yang mengakibatkan sebagian anak terabaikan baik dari tinjauan pendidikan mereka dalam keluarga dan pendidikan di masyarakat maupun keperluan mereka akan materi kehidupan. Problema inilah yang menjadikan kami guru selalu berorientasi kepada hasil pembelajaran di sekolah dibanding pembelajaran di rumah. Bahkan dari beberapa observasi terhadap aktifitas siswa di rumah, rata-rata anak tidak mengerjakan pekerjaan rumah karena tidak terkontrol oleh orang tua.
Seiring dengan era globalisasi yang membawa berbagai dampak terhadap kehidupan masyarakat, tentu membawa efek juga terhadap dunia pendidikan. Rendahnya pemahaman masyarakat di desa tentang informasi pendidikan dan informasi hiburan yang disuguhkan oleh berbagai media juga membawa masalah baru bagi pendidikan kita. Seiring dengan peristiwa tersebut banyak anak yang lebih dominan menyaksikan hiburan dibanding focus belajar demi masa depan mereka.
Sebagai guru tentu kondisi di atas menjadi beban moral yang harus tertuntaskan. Bahkan bagian dari cita-cita kami adalah bagaimana anak didik kami dapat berhasil dengan baik agar menjadi generasi emas masa depan bangsa. Namun tentunya itu bukanlah pekerjaan yang mudah karena anak-anak kami harus berjuang untuk percaya diri akan kerasnya kehidupan, anak-anak kita harus terus bercita-cita, anak-anak kita harus terus punya mimpi bagi masa depan mereka.
Sebagian kisah sedih saya yang meneteskan air mata adalah ketika melihat anak didik saya sudah tidak memiliki mimpi lagi bagi masa depannya. Peristiwa ini dialami oleh seorang guru ketika saya memberikan motivasi mereka dengan memberikan tugas menggambar tentang apa cita-cita mereka. Semua anak bergembira dan sedikit demi sedikit telah menyelesaikan gambar mereka  yang menggambarkan cita-cita mereka, ada yang menggambar guru, dokter, polisi, TNI, pengusaha. Namun ketika guru tersebut tertuju kepada seorang anak yang murung dan enggan memberikan gambarnya kepada saya dan perlahan –lahan gambar tersebut saya lihat, maka saya terkejut bahwa anak tersebut menggambar seorang pemulung. Lalu guru itu bertanya mengapa kamu  menggambar gambar tersebut bukankah masih banyak cita-cita yang lain, lalu anak ini menjawab tidak mungkin pak  saya bisa jadi guru, dokter, polisi, TNI, pengusaha dengan kondisi orang tua saya yang makan hari-hari saja sulit apalagi dapat sekolah tinggi. Peristiwa ini membuat saya tertegun dan berpikir bahwa anak-anak saja dengan ketulusannya sudah tidak punya cita-cita dan mimpi indah terhadap masa depan mereka.
Demikianlah pengalaman kami guru di daerah semoga dapat menjadi inprirasi bagi kawan kawan lain. Terima kasih.

Read more ...

Selasa, 18 April 2017

Menjahit Juga Perlu Matematika

FENY ARISANTI HASMI, S.Pd


Apa itu menjahit, menjahit adalah sesuatu yang sering dilakukan oleh sebagian besar kaum perempuan yang terutama oleh Ibu Ibu dimana menjahit itu menyatukan 2 buah Sisi dengan menggunakan alat yang dinamakan benang dan jarum. Selain menggunakan benang dan jarum, menjahit juga bisa menggunakan mesin yang pada umumnya disebut dengan mesin jahit. 
Mesin jahit banyak terdapat merek-merek yang berbeda contohnya butterfly, singer dan masih banyak lagi. 
Kali ini saya akan berbagi sedikit pengalaman yang pernah saya alami pada waktu saya di bangku kuliah dulu. Saya pernah mengikuti kursus menjahit. Mengapa ini saya lakukan karena pada pada waktu kuliah dulu setiap membuat baju ke tukang jahit hasilnya selalu tidak sesuai dengan apa yang saya mau. Jadi saya mencoba mengikuti kursus menjahit pada salah satu tempat kursus di Pontianak di sana saya mengikuti kursus selama 6 bulan dan alhamdulillah kursus sayapun selesai sesuai dengan apa yang saya harapkan. Pengalaman saya pada saat mengikuti kursus menjahit cukup menantang bagi saya terutama dari dari cara pengambilan ukuran badan, membuat pola baju, memotong bahan, mengobras, menjelujur menjahit terakhir membuat kancing dan hasilnya barulah jadi sebuah baju.
Pertama pada pengambilan ukuran badan, disana kita mengukur seluruh badan bagi yang perempuan sedangkan yang laki-laki hanya bagian badan tertentu saja setelah itu dari hasil pengukuran baru kita hitung ada yang ditambah setelah ditambah baru dibagi ternyata dari pengalaman ini tukang jahit juga harus pintar matematika juga kalau tidak bisa salah ukuran.
Setelah proses perhitungan, baru kita membuat pola baju, setelah membuat pola baru kita menjahit potongan-potongan pola yang telah didapat.
Disini ada sedikit cerita tentang pola tapi saya akan bahas tentang pola rok saja.Disini saya menemukan sesuatu yang mungkin awalnya mustahil bagi tukang jahit tapi sangat bermanfaat bagi saya.  Khususnya yang suka sesuatu yang lebih praktis, pada pola rok banyak model rok yang dikenal oleh tukang jahit tidak hanya tukang jahit tetapi para ibu-ibu, wanita, perempuan remaja dan lain-lain. Pola rok yang saya kenal semenjak mengikuti kursus ada beberapa seperti pola rok lipit belakang, rok lipit pipih, rok setengah lingkaran, rok lingkaran, rok pias 8, rok kulot, rok lipit kipas variasi dan rok tanpa ban. Pada pola rok setengah lingkaran, biasanya tukang jahit membuat perhitungan, baru membuat pola pada kertas, baru di tempel ke bahan, tapi kali ini saya berhasil menemukan penggunaan rumus keliling lingkaran untuk membuat pola rok setengah lingkaran. Jadi kita tidak perlu membuat pola bahan pada kertas, tapi kita bisa langsung menggunakannya pada bahan dengan kata lain tanpa pola kertas lagi. Caranya sedikit simple kita ukur besar pinggang, terus kita ukur lagi panjang rok yang diinginkan. Kita tulis pada kertas biasa, terus kita lakukan perhitungan dengan cara membuat gambar persegi panjang, dibatasi garis tengah memotong dua bagian dua bagian sama besar. Buatlah gambar setengah lingkaran kecil pada bagian Tengah persegi panjang dan  lingkaran besar pada sisi tepi persegi panjang sampai garis maksimal. Sekarang kita menghitung besar bahan yang diperlukan untuk membuat rok. Dengan cara kita tulis dahulu rumus keliling lingkaran = besar pinggang yang kita ukur tadi. Setelah itu kita hitung dan dapatlah jari-jarinya.  Contoh :


lingkar pinggang =96cm dan panjang rok 100 cm maka kita lakukan perhitungan seperti contoh diatas. Jari-jarinya kita dapat kitahitung (2×30,5)+(2×100)=261cm panjang kain dan lebarnya setengah dari hasil yang kita dapat tadi. Itulah ukuran bahan yang yang digunakan untuk membuat rok. Siapkan bahan sesuai ukuran yang didapat tadi,buatlah gambar seperti pada kertas dan samakan ukurannya, potong mengikuti garis biru dan garis hijau. Jahitlah bagian yang bergaris merah berilah kancing, didapatlah sebuah rok setengah lingkaran itulah sedikit tips dari saya semoga bermanfaat bagi teman-teman semua Terima kasih
Read more ...

Malpraktek Dalam Dunia Pendidikan, adakah...


SRI MULYANI, S.Pd*

Apa yang ada dalam benak kita ketika mendengar kata malpraktek? Tentu saja kita akan menghubung-hubungkannya dengan pasien yang  lumpuh, terluka, koma, hingga mati karena salah penanganan dari seorang  dokter ataupun pekerja medis.  Apakah malpraktek itu hanya cap yang diberikan pada kesalahan yang dilakukan oleh para dokter atau pekerja medis?
Mengutip dari Black’s Law Dictionary, yang memberikan defenisi tentang malpraktek,
Malpraktek adalah, setiap sikap tindak yang salah, kekurangan keterampilan dalam ukuran tingkat yang tidak wajar. Istilah ini umumnya dipergunakan terhadap sikap tindak dari para dokter, pengacara dan akuntan. Kegagalan untuk memberikan pelayanan profesional dan melakukan pada ukuran tingkat keterampilan dan kepandaian yang wajar di dalam masyarakatnya oleh teman sejawat rata-rata dari profesi itu, sehingga mengakibatkan luka, kehilangan atau kerugian pada penerima pelayanan tersebut yang cenderung menaruh kepercayaan terhadap mereka itu. Termasuk di dalamnya setiap sikap tindak profesional yang salah, kekurangan keterampilan yang tidak wajar atau kurang kehati-hatian atau kewajiban hukum, praktek buruk atau ilegal atau sikap immoral.”

“Any professional misconduct, unreasonable lack of skill. This term is usually applied to such conduct by doctors, lawyers, and accountants. Failure of one rendering professional services to exercise that degree of skill and learning commonly applied under all the circumstances in the community by the average prudent reputable member of the profession with the result of injury, loss or damage to the recipient of those entitled to rely upon them. It is any professional misconduct, unreasonable lack of skill or fidelity in professional or judiciary duties, evil practice, or illegal or immoral conduct.” 

Dari defenisi tersebut  terlihat bahwa malpraktek ternyata bisa terjadi tidak hanya pada dunia kedokteran saja, tetapi juga pada bidang-bidang kerja yang menuntut profesionalisme,  seperti pengacara, akuntan, dan bahkan seorang  guru. Karena Guru sekarang ini sudah merupakan bidang kerja yang menuntut profesionalitas dalam pekerjaannya. Malpraktek dalam dunia pendidikan adalah sebuah kegagalan dalam memberikan pelayanan profesional kepada peserta didik, kurang keterampilan dalam mentransfer ilmu pengetahuan hingga terkesan asal-asalan saja, kurang berhati-hati dalam menjaga sikap baik terhadap peserta didik maupun terhadap teman sejawat.

Malpraktek  dalam dunia pendidikan seringkali juga membawa  korban . Ia bisa berupa korban fisik , psikis, maupun kedua-duanya. Sudah terlalu sering kita menyaksikan  berita yang ditayangkan di media televisi tentang perbuatan tercela yang dilakukan oleh oknum-oknum pendidik di  sebuah sekolah dasar Internasional yang berbuat amoral kepada siswa-siswanya yang tentu saja dapat mengakibatkan trauma berkepanjangan pada diri korban, ataupun kekerasan fisik dalam memberi  hukuman yang terkadang di luar batas kewajaran dan kepatutan, adanya siswa yang membully temannya pada jam pelajaran dikarenakan guru lalai dalam tugasnya di dalam kelas, hingga terjadinya kekerasan fisik  pada masa perploncoan yang dikemas dalam judul  MOS yang sudah banyak memakan korban .  Sungguh prilaku yang ironis dan sangat disesalkan, dimana seharusnya guru menjadi pengayom dan pelindung  anak-anak didiknya dari  ‘kejamnya’ prilaku dunia luar, namun justru oknum tersebutlah yang menjadi biang perusak masa depan anak-anak masa depan kita.

Memang malpraktek dalam dunia pendidikan terkadang  gaungnya tidaklah  sebesar seperti ketika ada pasien yang mati karena salah penanganan medis. Padahal efek yang dihasilkan adalah sama-sama  kerugian yang diterima oleh para peserta didik yang telah memberikan kepercayaan mereka  kepada lembaga pendidikan yang telah dipilihnya. Kerugian itu bisa berupa kerugian moril maupun materil.

Ada juga beberapa bentuk malpraktek lainnya yang mungkin kita sebagai guru menganggap hal itu merupakan sesuatu yang  sederhana, misalnya  guru meninggalkan kelas menjadi kososng pada saat jam pelajaran tanpa adanya pengawasan. Ada juga guru yang menyampaikan konsep yang salah pada peserta didiknya, yang berakibat siswa mengalami ‘misconcept’ atau ‘misunderstanding’ terlebih  lagi jika hal ini terjadi pada  mereka yang berada pada level sekolah dasar yang seharusnya mendapatkan konsep belajar secara benar karena akan dingat terus menerus hingga mereka dewasa.
Mungkin kita pernah melihat atau mengalami sendiri ada beberapa konsep yang salah yang disampaikan oleh guru profesional yang bisa jadi bukan suatu kesengajaan (tapi dalam hal ini berarti guru tersebut kurang meng’up grade’ keilmuannya ) seperti guru bahasa Inggris yang salah dalam mencontohkan pronunciation ataupun salah dalam memberikan defenisi-defenisi  dari istilah yang ada. Ataupun guru PAI yang keliru dalam mengajarkan makhraj huruf Hijaiyah yang notabene bagian dari Alqur’an, penyebutan nama surah yang tidak sesuai dengan kaidah  huruf Arab, kurang menguasai hukum bacaan Alqur’an hingga menyampaikannya pun secara serampangan, hingga perilaku yang kurang sesuai dengan statusnya sebagai guru Agama. Bisa jadi juga seorang guru IPA yang kurang menguasai konsep sains sehingga hanya dapat menyampaikan ilmu pengetahuan sebatas kulitnya saja padahal banyak hal dari kehidupan sehari-hari yang bersinggungan dan dapat dijabarkan dalam sebuah ilmu Sains. Sebenarnya begitu banyak bakat-bakat olahraga yang terpendam pada peserta didik, namun tidak dapat tergali oleh guru yang bersangkutan karena Ia sendiri kurang termotivasi untuk mencari bibit olahragawan di sekolahnya disebabkan mengajar nya  hanya sebatas menggugurkan kewajiban mengajar semata. Masih banyak lagi kejadian-kejadian yang terjadi di seputar dunia pendidikan yang bisa membuat kita hanya bisa menyesali dan menyayangkannya saja.

Sudah saatnya kita, sebagai seorang guru profesional meninggalkan kesalahan-kesalahan atau meminimalisirnya , selalu meng ’up grade’ ilmu yang diampu, banyak membaca tentang perkembangan dunia pendiikan , berkumpul dengan komunitas-komunitas guru yang bisa membawa pencerahan dan juga menambah wawasan berfikir kita sebagai guru yang profesional dalam bidangnya masing-masing. Sehingga kita tidak termasuk guru yang melakukan ‘malpraktek’ yang bisa membuat ‘luka’, kehilangan kesempatan berharga, memberikan kerugian pada para peserta didik kita, melainkan guru yang mampu mencerdaskan peserta didiknya baik cerdas secara  intelektual , emosional , maupun  spiritualnya.

*Penulis adalah salah satu staf pengajar di SMP Negeri  2 Matan Hilir Selatan

Read more ...

Selasa, 11 April 2017

BERBAGI ITU INDAH

HADIYANTO,
Cerita ini bermula dari ketika saya membeli smartphone Redmi di salah satu toko handphone yang ada di kota Ketapang, Kalimantan Barat sekitar satu tahun yang lalu. Kala itu setelah transaksi jual beli rampung, bergegas saya menuju rumah dan segera membuka dus hp tersebut. Satu persatu saya periksa dan saya coba kalau kalau ada yang tidak berfungsi. Headset, charger saya coba dan berfungsi dengan baik. Perhatian saya tetuju pada sebuah alat kecil. Alat apa lagi ini ? benakku. Beberapa kali saya membuka dus hp baru, namun belum pernah saya menemukan alat seperti ini.
Demi menjawab rasa penasaran, mulailah saya mencari informasi alat apakah yang saya jumpai dalam dus hp. Deskripsinya seperti ini: bendanya kecil, memiliki dua ujung, satunya ada port usb female  sedangkan ujung yang lain ada jack kecil yang biasa ditancapkan pada HP atau smartphone saat kita men-cas hp atau pada saat memindahkan/ menyalin data dari laptop ke hp atau sebaliknya. Saya mulai browsing mencari penjelasan tentang itu dan akhirnya saya menemukan titik terang, ternyata alat itu bernama OTG, singkatan dari On The Go.
USB On The Go (OTG) adalah semacam alat adapter port pada hp, smartphone atau tablet untuk dihubungkan ke kabel usb. Diantara kegunaan otg adalah kemampuan sebuah smartphone atau tablet untuk dapat membaca flash disk dan melakukan pertukaran, edit  file. Mungkin karena karena bisa dilakukan di perangkat mobile, makanya dinamakan On-The-Go (bisa jalan-jalan).
Awalnya saya hanya menggunakan usb otg ini untuk membaca flashdisk di hp. Namun fikiran saya belum cukup puas dan mulai bertanya tanya sendiri, apa iya fungsinya cuma ini? Selang beberapa waktu, saya mendapat pembelajaran dari sang istri bahwa kabel otg dapat dihubungkan ke printer dan dapat digunakan untuk mencetak data dari hp dengan syarat di hp sudah terinstal aplikasi “printer share”. Sang istri telah berhasil mencetak data dari hp via usb otg ini. Saya lalu mencoba dan berhasil. Bertambah lagi pengetahuan tentang otg.
Rasa penasaran saya semakin tinggi, saya sedikit “memutar otak” untuk mencari fungsi lain dari usb otg, dan benar adanya saya kembali mencoba menghubungkan papan ketik (keyboard)  PC. Saya buka aplikasi  “S Note dan Color Note”, saya tidak menggunakan papan ketik virtual yang ada di hp, tetapi saya menggunakan papan ketik PC untuk mengetik huruf demi huruf dan ternyata berhasil. Satu hal lagi yang saya lakukan yaitu menghubungkan mouse PC ke hp via usb otg ternyata tombol-tombol mouse dapat berfungsi dengan baik. Ada yang lebih menarik lagi, kursor mouse muncul juga di layar hp. Padahal ketika menggunakan jari jemari untuk mengusap layar hp, tak tampak lambang apapun selain perubahan-perubahan fitur karena sentuhan jari. Satu hal lagi yang baru ada dalam benak saya yaitu menghubungkan semua hardware sekaligus (tidak bergantian) dengan menggunakan “hub usb otg” yang memiliki port usb lebih dari satu.
Pengalaman ini bagi saya sungguh sangat berharga, meskipun balogi sebagian rekan lain, ini bukan hal baru lagi  bahkan telah dipraktekkan setiap hari. Saya beranggapan masih ada diantara rekan yang belum tahu dan belum penah mencoba, maka sekiranya cerita ini baik, mudah-mudahan menjadi “sharing” pengetahuan. Saya berharap kepada siapapun memiliki cerita terutama tentang pemanfaatan alat-alat teknologi, hendaknya dapat berbagi dengan rekan yang lain. Boleh jadi pengalaman itu memberi motivasi dan inspirasi buat rekan lain untuk “semakin melek IT”.

Read more ...

‘MENULIS’ Yang Gampang-Gampang Susah


SRI MULYANI, S.Pd

Menulis mungkin masih merupakan hal yang dianggap sulit bagi sebagian orang. Tentu saja dalam hal ini menulis dalam bentuk ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan isi atau kontennya. Ini dapat pula dibuktikan  dengan sedikitnya jumlah penulis buku atau karya ilmiah  dibandingkan dengan jumlah populasi penduduk  yang  ada. Mengapa menulis bisa menjadi gampang atau mudah? karena menulis adalah sebuah kegiatan produktif  dalam  menyalurkan ide-ide yang terekam dalam otak seseorang dan semua orang  pasti memiliki ‘sesuatu’ di alam fikirannya yang jika dituangkan dalam sebuah tulisan maka ia akan menjadi sebuah hasil karya tulis yang menarik. Mengapa menulis bisa menjadi sulit? karena orang menganggap menulis itu sulit dan menjadikan kata ‘sulit’ menjadi mindsetnya, ditambah lagi bagaimana harus mengorganisasikan ide-ide secara runtut, sistematis, teratur dan sebagainya. 
Aktifitas menulis sebenarnya bukanlah hal yang asing khususnya para guru karena sebagian besar waktu yang digunakan pada saat Kegiatan Belajar Mengajar tidaklah terlepas dari aktifitas menulis itu sendiri. Namun yang dituntut di sini adalah bagaimana seorang  guru dapat  menghasilkan sebuah tulisan yang berbobot, memiliki misi serta bernilai karya ilmiah. Dan pada tahap inilah kemudian muncul kendala-kendala yang cukup signifikan sehingga tampak bahwa tidak semua guru memiliki skill atau keterampilan dalam menulis. Keengganan untuk mulai menulis membuat sulitnya mengembangkan ide-ide dalam sebuah frame . Ibarat sebuah pepatah bijak yang mengatakan ‘Jalan panjang bermil-mil dimulai dari langkah pertama’. Faktor lingkungan/ daerah  dapat juga mempengaruhi seberapa besar animo para guru untuk aktif menulis atau tidak. Padahal jika dikaji lebih lanjut sebenarnya banyak sekali kondisi sekitar lingkungan yang bisa dijadikan sumber atau ide untuk bahan menulis oleh para guru. Antara lain tentang lingkungan sekolah, motivasi belajar, pengalaman serta kendala-kendala dalam proses Kegiatan belajar mengajar, kesulitan siswa dalam menerima materi pelajaran, pengaruh lingkungan masyarakat terhadap perkembangan siswa, metode serta teknik pengajaran yang menarik, bahan mengajar, alat peraga sederhana dan sebagainya.
Merupakan sebuah keberuntungan bagi kami sebagai guru di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Ketapang dapat mengikuti kegiatan Workshop Nasional yang diadakan oleh Ikatan Guru Indonesia (IGI) kabupaten Ketapang, yang diselenggarakan pada tanggal 25 Maret 2017 bertempat di Aula Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Ketapang. Kegiatan yang bertajuk “Pemanfaatan IT dalam Inovasi Belajar Kreatif Menggunakan Metode Menemu Baling” yang juga merupakan sebuah gerakan pendukung literasi guru yang sedang dikembangkan. Metode ‘Menemu Baling’ ini sebenarnya merupakan singkatan dari Menulis dengan mulut Membaca dengan telinga. Kegiatan yang diisi oleh beberapa narasumber tersebut antara lain adalah Sekjen IGI yang  juga merupakan penemu metode ‘Menemu Baling’ itu sendiri yaitu Bapak Mampuono R Tomoredjo. Salah satu pesan yang menjadi kesan adalah bagaimana untuk mengganti kata ‘sulit’ menjadi ‘menantang’.
Dalam kegiatan ini seluruh peserta diajak untuk dapat menulis  tanpa harus menggunakan alat tulis dan membaca tanpa harus dengan melihat. Sepintas lalu terasa hal ini adalah sesuatu yang diluar kebiasaan. Namun dengan aplikasi metode yang menggunakan sentuhan IT yang ada di dalam smartphone ternyata semuanya menjadi mungkin. Dipakainya smartphone sebagai alat dukung utama dalam metode ini sangatlah tepat, mengingat bahwa semua orang pasti memiliki dan selalu dekat dengan telephone seluler dalam kehidupannya, hanya saja sangat  banyak sang penggunanya yang tidak mengetahui fungsi kecanggihan dari fitur-fitur serta aplikasi yang ada di dalamnya karena memang masih banyak pengguna smartphone yang belum smartuser. Ternyata dengan cara menginstal beberapa aplikasi ke dalam smartphone pengguna dapat melakukan kegiatan menulis dengan lebih fun atau menyenangkan. Sebuah tantangan kedepan  sebetulnya  bagi pengguna smartphone lainnya untuk menemukan aplikasi lainnya yang bisa digunakan untuk menunjang berkembangnya teknologi dalam bidang kependidikan. 
Pada era digital sekarang ini kita sebagai seorang guru tidak dapat lagi menjadi guru ‘apa adanya’. Jika guru tidak mau meng upgrade dan meng up date ilmu khususnya bidang studi yang kita ampu. Suatu  saat bisa dipastikan kita akan tertinggal jauh dari hiruk pikuknya perkembangan dunia pendidikan yang sekarang maju demikian pesatnya karena telah dibarengi dengan penggunaan alat-alat canggih. 
Salah satu materi yang disampaikan adalah tentang menulis berbasis proses (Process Approach Writing). Dimana proses menulis diawali dari tahap pre-writing, drafting, revising, editing dan terakhir publishing disamping itu juga penggunaan mind mapping dalam pre-writing. Contoh penulisan yang diambil adalah penulisan teks deskripsi yaitu teks yang isinya mendeskripsikan tentang orang, benda, hewan, tempat dan sebagainya. Tema khusus  yang dipilih  adalah menulis tentang benda yang ada di dalam ruangan. Tentunya peserta  diwajibkan menulis dengan metode yang telah disampaikan sebelumnya. Tugas dilakukan  secara berkelompok dimana para anggotanya dipilih secara random melalui game. Dengan cara ini pula lah peserta dapat  berkenalan dengan rekan seprofesi yang belum dikenal sebelumnya.
Bagi penulis selaku guru bahasa yang mengajar di tingkat SMP, kegiatan menulis bukanlah hal yang asing karena di dalam pengajaran bahasa itu sendiri menulis merupakan salah satu dari empat skill yang harus dikuasai oleh siswa yaitu; mendengar (listening), berbicara (speaking), membaca (reading) dan menulis (writing). Menulis juga dapat dibagi lagi menjadi beberapa bentuk genre seperti deskripsi, narasi, prosedur dan sebagainya, sehingga apa yang disampaikan dalam kegiatan workshop tersebut menjadi mind refreshing dan review terhadap apa yang telah dipelajari dan diajarkan sebelumnya. Dengan sentuhan-sentuhan IT, penulis berharap apa yang telah diperoleh dari kegiatan workshop tersebut bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan-pengembangan pengajaran khususnya bidang pelajaran bahasa di sekolah.

Bravo IGI, IGI Makes Indonesian Teacher More Competence in Competition.

Read more ...

Belajar dan Berbagi bersama IGI


SRI BANUN, S.Pd.I

Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan dan kualitas pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan dan tuntutan masyarakat modern. Salah satu ciri masyarakat modern adalah selalu ingin terjadi adanya perubahan yang lebih baik.
         Untuk merealisasikan hal tersebut, maka peran guru sebagai mediator dalam proses pendidikan sangat diperlukan. Salah satu kemampuan yang diharapkan adalah guru harus mampu menguasai  metode-metode pengajaran dan tak kalah pentingnya adalah guru harus mampu menguasai IT demi untuk semakin mempermudah anak didiknya memahami dan menangkap pesan pengajaran yang disampaikan oleh pendidik.
         Dengan adanya penguasaan dan pemahaman yang optimal dari peserta didik terhadap materi pembelajaran merupakan gambaran keberhasilan guru dalam menyampaikan pengajaran dan pendidikan, yang mana keberhasilan itu tak lepas dari kemampuan guru dalam menggunakan media dan metode pengajaran yang sesuai dengan materi ajar dan juga diminati oleh peserta didik. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa guru yang memiliki banyak daya dukung dapat dikatakan sebagai guru yang memiliki kualitas tinggi, selanjutnya dengan didasarkan pada kualitasnya, guru diharapkan dapat menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas supaya menghasilkan prestasi belajar yang tinggi pula.
         Ikatan Guru Indonesia (IGI) begitulah pertama kali saya dengar dari salah satu pengurus daerah kabupaten Ketapang. Asing memang, karena yang saya tahu organisasi profesi guru selama ini didominasi oleh organisasi sebelah, ternyata setelah mendapat informasi dan mencari tahu di banyak sumber ternyata organisasi profesi guru cukup banyak dalam arti kata kita sebagai guru punya pilihan untuk menentukan mau kemana sesuai hati nurani kita untuk andil. Menarik untuk di simak dan diikuti setelah saya mendapatkan informasi tentang Ikatan Guru Indonesia ini, khususnya setelah berdiskusi dengan sekretaris IGI Kabupaten Ketapang. Singkat cerita, saya pun memutuskan untuk mengikuti perjalanan dan perkembangan yang dilakukan IGI dalam kiprahnya berusaha meningkatkan kompetensi guru dengan tujuan meningkat pula grafik output kualitas pendidikan di Indonesia khususnya di Kabupaten Ketapang daerah yang kami cintai ini.
         Awal Maret 2017 kami mendapatkan undangan workshop nasional yang di prakarsai Ikatan Guru Indonesia Kabupaten Ketapang, syukur alhamdulillah respon dan dukungan rekan-rekan guru disekolah kami dengan ditandai keluarnya surat izin dan surat tugas dari kepala sekolah sebagai pimpinan, kami dapat izin untuk mengikuti kegiatan tersebut. Ternyata, kawan-kawan guru dari sekolah-sekolah lain dan dari berbagai kecamatan juga ikut berpartisipasi dalam workshop nasional ini.
         Melalui workshop perdana yang diselenggarakan IGI Kabupaten Ketapang pada tanggal 25 Maret 2017 yang berjudul "Pemanfaatan IT dalam inovasi belajar kreatif dengan metode menemu baling" sangatlah sesuai dalam mewujudkan perkembangan pendidikan khususnya bagi guru yang mau terus belajar dan mengasah kemampuan serta menggali ilmu pengetahuan lebih luas lagi, terutama dalam bidang IT. 
         Satu pengalaman yang sangat berkesan dari workshop perdana IGI yaitu ketika seluruh peserta diminta narasumber untuk membentuk sebuah kelompok yang mana masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang, dan dalam satu kelompok itulah kami mempraktekkan apa yang sudah disampaikan oleh narasumber yaitu metode menemu baling (menulis dengan mulut, membaca dengan telinga). Awalnya kami merasa ragu mengerjakan tugas tersebut tapi alhamdulillah dengan semangat dan keyakinan yang tinggi kami bisa menyelesaikannya dan kami adalah kelompok pertama yang berhasil mempresentasikannya.
         Dalam kegiatan tersebut banyak sekali pengetahuan baru yang kami dapatkan sebagai peserta workshop, metode pembelajaran yang sangat menarik dan berkesan yang rasanya tidak sabar lagi untuk diimplementasikan dalam pembelajaran sebenarnya di dalam kelas. Pengenalan penggunaan media pembelajaran dengan menggunakan handphone dan tablet sangat luar biasa, karena hal ini sangat jarang digunakan dalam penyampaian materi pelajaran di dalam kelas.
         Sesuai dengan moto IGI yang saya dengar “Sharing and growing together”, ilmu yang saya peroleh melalui workshop tersebut, saya sampaikan dengan mendiskusikan dan membagikannya ke semua guru yang saya temui khususnya di sekolah kami. Hal ini saya lakukan agar ilmu yang saya peroleh bisa bermanfaat bagi saya dan juga bagi orang lain, tentunya dengan harapan agar ilmu yang diperoleh tetap tersimpan dalam memori agar tidak mudah hilang karena tidak di manfaatkan dengan baik. Karena salah satu amalan yang tidak akan putus sampai kita tidak lagi berada didunia ini adalah “ilmu yang bermanfaat” begitulah kata hadits yang pernah saya baca. 
         Semoga dengan adanya IGI di Kabupaten Ketapang bisa menjadi wadah bagi para guru dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensinya, baik itu melalui workshop atau pelatihan-pelatihan lainnya. Semoga ini juga merupakan sebuah "Cahaya yang terang benderang" dan menjadi sebuah harapan yang senantiasa selalu mengutamakan pendidikan untuk menjadikan anak-anak bangsa yang berkualitas dan berakhlaqul karimah.
         Akhirnya, saya ucapkan selamat dan sukses kepada semua pengurus IGI Kabupaten Ketapang yang sudah dilantik semoga bisa melaksanakan amanah besar ini dengan baik dan mendapat keberkahan di dunia dan akhirat. Aamiin

Read more ...

Sabtu, 08 April 2017

Bapak / Ibu pengganti ........

Yunita Fitriasari, S.Pd

Tulisan ini saya persembahkan untuk semua anak – anak murid di tempat saya bertugas. Saya bertugas di SDN 08 Siduk Kecamatan Sukadana Kabupaten Kayong Utara, saya bertugas sejak tahun 2006 sampai sekarang. Mengajar untuk pertama kalinya dengan berbekal tekad dan semangat memberikan tantangan bagi saya, karena sebelum ini saya tidak ada pengalaman mengajar ( kecuali saat kuliah, itu pun masa PPL yang waktunya hanya sebentar ), tetapi itu semua tidak mengurangi semangat saya.
Tahun pertama saya mengajar di kelas 1. Yah, kelas 1 yang anak – anaknya masih berumur sekitar 5 tahun - 6 tahun, yang masih manja dengan ibunya ditinggal sebentar saja langsung menangis. Waduh, sebagai guru baru saya sedikit stres menghadapi tingkah siswa yang seperti itu, maklumlah waktu itu saya belum bisa mengontrol emosi dan belum ada pengalaman untuk membuat siswa lebih dekat dengan saya dan menganggap saya sebagai ibu pengganti.
Menjadi bapak / ibu pengganti di sekolah bukan hal yang mudah, kita harus tau benar apa yang diinginkan dari siswa kita. Terutama dalam hal berkomunikasi, bahasa yang digunakan pada anak seumuran tersebut adalah bahasa ibu atau bahasa daerah. Dengan bahasa ibu inilah saya bisa melakukan proses kegiatan mengajar dengan lancar, walaupun sebenarnya dalam melakukan kegiatan tersebut harus menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Mengajar dan mendidik anak – anak yang masih polos itu ternyata sangat menantang,di sinilah kita bisa membentuk karakter si anak, dengan memberikan stimulus berupa menanamkan sikap saling menyayangi dengan sesama, menghargai, berani mengakui kesalahan, disiplin, bertanggung jawab, meminta maaf jika berbuat salah, berkata jujur,  saling menbantu dan berbagi . Disisi lain kita menjadi seorang guru disisi yang lain kita menjadi seorang ibu. Menjadi seorang guru sekaligus ibu harus mengerti akan kekurangan anak didiknya dan untuk mengurangi kekurangan tersebut guru harus memiliki metode yang tepat dalam menyampaikan suatu muatan pembelajaran, sehingga anak – anak didik tidak merasa terbebani dengan apa yang kita sampaikan.
Menjadi seorang guru bukan hanya mengajar dan mendidik, tetapi dengan menjadi guru kita bisa memberikan tauladan yang baik bagi anak – anak didik kita. Saya yakin, mengajar dan mendidik dengan limpahan kasih sayang dan rasa ikhlas akan lebih mudah diterima oleh siswa.
Jadilah seorang bapak atau ibu pengganti yang hebat disekolah bagi anak – anak didik kita.


Salam Literasi

Read more ...

Kamis, 06 April 2017

MENEMU BALING SALAH SATU TEROBOSAN POSITIF PENDIDIKAN DI INDONESIA

EVA RIDA LELYTA SARI, S.Pd

Pendidikan di Indonesia belum dapat berfungsi secara maksimal. Oleh karena itu, pendidikan di Indonesia harus segera diperbaiki agar mampu melahirkan generasi yang memiliki keunggulan dalam berbagai bidang supaya bangsa Indonesia dapat bersaing dengan bangsa lain dan agar tidak semakin tertinggal karena arus global yang berjalan cepat.
     Untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia diperlukan sistem pendidikan yang responsif terhadap perubahan dan tuntutan zaman. Perbaikan itu dilakukan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus menggunakan sistem pendidikan dan pola kebijakan yang sesuai dengan keadaan Indonesia.
          Perbaikan mutu pendidikan dapat dimulai dari seluruh guru mampu menguasai teknologi ( IT ) salah satunya adalah dengan mengembangkan metode MENEMU BALING, yaitu suatu metode menulis dengan mulut,  dan membaca dengan telinga. dengan metode ini guru lebih leluasa mengembangkan pikiran dan ide ide nya dalam dunia pendidikan, bahakan metode menemu baling ini bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. 
      Jika guru bisa leluasa menuangkan ide dan pemikirannya untuk bagaimana mengembangkan bahan dan metode ajar, sudah barang tentu hal ini akan berpengaruh positif bagi perkembangan mutu pendidikan di Indonesia. 
     Masa depan suatu bangsa sangat tergantung pada mutu sumber daya manusianya dan kemampuan guru dan  peserta didiknya untuk menguasai ilmu pengetahuan dan tekhnologi. 
Read more ...

Rabu, 05 April 2017

Alasan saya menjadi seorang guru

Aulia, S.Pd
Pengertian guru atau ( teacher)
Guru adalah seorang yang mengajarkan ilmu dalam bahasa Indonesia dengan tugas utama mendidik mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi  peserta didik. Selain itu, guru penyampai informasi  baik secara lisan maupun tulisan ini kepada peserta didik, yang mampu berdiri sendiri sebagai khalifah di bumi Allah yang mampu membawa dan membentuk manusia menjadi yang lebih bermartabat.
          Alasan mengapa saya ingin menjadi seorang" Guru"?  karena saya ingin berbagi ilmu apa yang saya miliki dan peroleh baik selama saya menempuh jenjang pendidikan maupun pengalaman saya setelah menjadi seorang guru.Motivasi terbesar  terbesar saya adalah Saya ingin membuka pikiran para bapak ibu yang berada di daerah perkampungan  yang masih jauh dari pemahaman tentang pentingnya peranan pendidikan untuk masa depan anak-anak sebagai  generasi penerus bangsa. Kepolosan ketakutan, kebingungan, keceriaan dan kebahagiaan mereka, ketika saya memberikan materi pelajaran dan ketika mereka mulai mengerti membuat saya selalu bahagia dan selalu ingin datang ke sekolah untuk bertemu anak didik saya. Meskipun jarak antara tempat tinggal saya  dengan sekolahan cukup jauh kurang lebih 62 KM. Tetapi semua itu tidak menjadi penghalang karena ada pepatah mengatakan guru adalah figur pahlawan tanpa tanda jasa.
          Seorang guru mempunyai tiga tugas pokok yaitu tugas profesional tugas manusiawi dan tugas kemasyarakatan. Tugas profesional  adalah ilmu pengetahuan keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum diketahui anak. Tugas manusiawi adalah tugas yang membantu anak agar dapat memenuhi tugas tugas utama dan menjadi manusia yang memiliki moral dan berakhlak sehingga mampu mengendalikan diri dalam tuntutan zaman dengan sebaik-baiknya. Dengan demikian maka tugas kemasyarakatan akan mengalir dengan sendirinya Jika Jika seorang guru telah mampu menerapkan kedua tugas yang pertama dan kedua sehingga anak-anak mampu membawa dan beradaptasi dengan lingkungan masyarakatnya. Menjadi masyarakat yang mampu berkembang dan membawa masyarakat lain ke arah yang  lebih positif.
         Tujuan saya ingin menjadi guru
1. Ingin berbagi ilmu berbagi ilmu itu menurut saya sangat menyenangkan ketika kita
     berbagi suatu hal yang bersifat materi maka materi tersebut bisa saja habis dibagikan tetapi berbagi  ilmu tersebut tidak akan pernah habis malah akan semakin banyak
2  salah satu sarana untuk
    membantu sesama menjadi
    Pendidik atau guru, bukanlah hal
    satu-satunya membantu sesama
    dengan ilmu yang kita
    miliki dapat dibagikan kepada
    orang lain sehingga dapat
    membuat kehidupan mereka
    menjadi lebih baik.
3. salah satu sarana membangun
    bangsa kunci kemajuan suatu
    bangsa angsa terletak pada
    pendidikan
4 Sarana belajar mendidik dan
   menggali potensi anak potensi ini
   merupakan suatu hal yang
   menarik karena setiap tahunnya
   selalu muncul tantangan
   mendidik lagi bibit-bibit dengan
  bermacam-macam karakter dan
  potensi anak yang berbeda-beda s
  sehingga memberi warna
  Tersendiri dan tentunya dengan
  Inovasi dan metode-metode baru c
  cara membimbing agar dapat
  menciptakan generasi bermutu
5.Mencapai kesuksesan murid
   akan membawa kepada
   kesuksesan karir guru setiap
   murid tidak mengerti dengan
   suatu hal kemudian belajar
   melalui bantuan guru akan
   memberikan perasaan gembira
   seorang guru dan ketika seorang
   murid telah diprediksi tidak naik
   kelas maka ini bisa membuat
   stres seorang guru karena di
   dalam hati seorang guru berkata
   apakah ini kesalahan guru atau
   murni kesalahan siswa,
   bayangkan bahagianya seorang
   guru jika anak berhasil dengan
   kerja keras guru.
6.Untuk membuka pemahaman
   masyarakat di daerah pedesaan
   yang masih awam tentang
   pentingnya peranan dunia
   pendidikan untuk masa depan
   anak sebagai penerus bangsa ini
   serta untuk memperbaiki dari
   kemiskinan hati, ilmu, dan harta.

   Kata motivasi seorang guru

 1. Mendidik anak bukan hanya
     mengajarkan ilmu pengetahuan
     semata, mendidik berarti
     mengajarkan kepada anak anak
     serta usia dini kemampuan
     untuk menghadapi tantangan
     dunia masa depan yang menjadi
     ajang hidup mereka nanti,
     tidak peduli betapa pintarnya
     seorang guru yang mereka
     pedulikan adalah apakah
     seorang guru tersebut juga
     peduli terhadap dirinya.
2. Bahwa seorang guru ( pendidik)
    yang hebat bukanlah pada
    kemampuannya mengajarkan
    murid murid untuk pintar Tetapi,
    kemampuannya menginspirasi
    murid agar mampu mengajukan
    pertanyaan yang dia sendiri
    kesulitan untuk menjawab
    dengan kata lain, yang  baik
    adalah yang adalah yang bisa
    mendidik muridnya jauh lebih
    pintar dan lebih kritis dari dirinya
    sendiri.
Read more ...

Selasa, 04 April 2017

Menjadi Orangtua dan Guru Sholih untuk Anak


Dewi Hastuti

Pendidikan Tidak hanya dilakukan di sekolah tetapi yang utama adalah pendidikan di rumah tugas orang tua bukan hanya memberi materi yang cukup dan menyerahkan sepenuhnya pendidikan agama itu ke sekolah sebagai guru Orang tua harus memberikan contoh yang positif sehingga anak-anak kita bisa meniru apa yang dilakukan ayah dan bundanya
Ini kisahku Januari 2016 Saya diberikan kepercayaan untuk mengajar Pendidikan Agama Islam di SD Negeri awalnya ini beban buat saya sebab ini pertama kali saya mengajar bidang studi ini karena sebelum itu saya mengajar pelajaran umum (wali kelas) dengan berjalannya waktu saya mulai menikmati tugas baru ini suatu hari saya mendapati ternyata sebagian besar anak-anak didik saya belum tahu bacaan sholat diantara sholat lima waktu hanya niat sholat magrib saja yang mereka bisa, doa iftitah,tasyahud awal dan tasyahud akhir itu jauh sekali dari harapan,padahal pelajaran bacaan dan gerakan shalat Sudah dipelajari di kelas 2 dan kelas 3 bahkan di kelas 4 pun ada kurikulum 2013.
Awalnya saya menganggap masalah ini biasa bukan hal yang besar bagi saya hal terpenting adalah nilai pelajaran agama nya bagus sesuai KKM itu sudah cukup tetapi saya ingat pesan dosen saya keberhasilan seorang guru bukan dari nilai yang tinggi tetapi dari pengaplikasian dalam kehidupan sehari-hari dalam hadits juga disebutkan sampaikanlah dariku walau hanya satu ayat (hadits riwayat Bukhari), jadi sejak saat itu saya mulai menanamkan keterampilan dan keyakinan dalam beragama setiap memulai pelajaran di setiap minggunya saya bimbing mereka untuk membaca bersama-sama dan selalu mengingatkan selalu bahwa amalan yang pertama kali dihisap adalah shalat. Mengajarkan keterampilan ibadah bukanlah hal yang susah hanya mungkin membutuhkan beberapa bulan tetapi menanamkan aqidah sehingga anak kita giat beribadah boleh jadi membutuhkan waktu tahunan agar mereka tidak beragama hanya karena keturunan dibutuhkan kemauan keikhlasan kesabaran dan waktu dari orang tua dan guru .Apalagi setelah saya mengikuti workshop pemanfaatan IT untuk pembelajaran kreatif dengan metode menemu baling 25 Maret 2017 telah menginspirasi saya untuk selalu belajar dan belajar agar menjadi guru sekaligus umi yang hebat sehingga melahirkan generasi-generasi yang sholeh dan sholehah penyenang hati ayah dan bundanya amin
Read more ...

Senin, 03 April 2017

BACA DAN TULISLAH, MAKA KAU AKAN BAHAGIA


AGUS TRINAWATI, S.Pd

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Al ‘Alaq : 1-5)
Jika kata  “bacalah” atau “Iqra’”,  adalah kata pertama yang di serukan Allah kepada Nabi Muhammad saw, maka kata ini merupakan kata yang begitu penting. Begitu pentingnya kata iqra’ ini sehingga kata ini diulang dua kali dalam rangkaian wahyu pertama. Seruan membaca ini sesungguhnya tidak hanya tertuju pada Nabi Muhammad saw, melainkan untuk umat manusia sepanjang masa sejarah kemanusiaan karena realisasi perintah tersebut merupakan kata kunci pembuka jalan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Seperti yang dikatakan oleh Thantawi Jauhari, ayat ini mendobrak kejumudan masyarakat Arab kala itu yang hanya mementingkan tradisi pengindraan, hafalan dan tutur kata. Melalui ayat ini Al-Quran hadir dengan menyodorkan hal lain yang tak kalah penting, yaitu tradisi membaca dan menulis. Perintah membaca dan menulis pada saat itu merupakan tradisi yang revolusioner karena masyarakat Arab kala itu buta huruf, jauh dari tradisi membaca dan menulis. Dan hasilnya, bangsa arab yang kala itu terbelakang kemudian bangkit menjadi bangsa yang diperhitungkan, bahkan menjadi salah satu pemimpin peradaban dunia.
Membaca dan menulis merupakan kunci kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan. Tanpa tradisi membaca dan menulis, tidak mungkin ajaran agama dapat disiarkan ke seluruh manusia yang tersebar di muka bumi ini. Tanpa tradisi membaca dan menulis tidak mungkin berbagai informasi, temuan, pendapat dan teori dicatat dan disebarluaskan sehingga diketahui oleh umat manusia. Dalam ayat-ayat tersebut terkandung bukti bahwa Allah yang menciptakan manusia dalam keadaan hidup dan Allah mengajari manusia ilmu yang paling utama yaitu membaca dan menulis serta menganugerahkan seluruh manusia dengan berbagai ilmu pengetahuan.
Dalam Kasyf al-Zhunum dijelaskan juga, bahwa Allah telah menganugerahkan keistimewaan kepada manusia dengan menganugerahinya kepandaian membaca dan menulis sebagaimana yang tertera dalam Al-Quran surah Al-Qalam ayat 1 yaitu :
“Nun, Demi kalam dan apa yang mereka tulis”.
Karena kemampuan menulis inilah, kemuliaan manusia atas makhluk lainnya menjadi semakin nyata. Menurut Abdullah bin Abbas, tulisan adalah lidah tangan (lisan al-yad). Dengan tulisan, manusia dibedakan dengan binatang. Dengan tulisan sejarah dan peradaban manusia diwariskan dari generasi ke generasi.
Guru sebagai profesi mulia mempunyai fungsi, peran dan kedudukan yang sangat penting dalam menjaga dan mewariskan tradisi membaca dan menulis untuk melahirkan Insan Indonesia yang Cerdas dan Kompetitif sebagaimana termuat dalam visi kemendikbud 2025. Oleh karena itu, profesi guru harus dikembangkan sebagai profesi yang bermartabat sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
Konsekuensi dari jabatan guru sebagai profesi, diperlukan suatu sistem pembinaan dan pengembangan terhadap profesi guru secara terprogram dan berkelanjutan melalui kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Dalam buku 4 pengembangan keprofesian Berkelanjutan tahun 2010 kemudian diperbaharui menjadi pembinaan dan pengembangan profesi guru (PPGP) tahun 2016 kegiatan yang dilakukan guru harus mendukung kebutuhan individu dalam meningkatkan praktik keprofesian guru untuk mendukung pengembangan karirnya. Kegiatan ini mencakup pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif. Ketiga kegiatan ini akan mencapai sasarannya ketika guru dapat membaca dan menuliskannya dalam bentuk laporan   pengembangan diri, melakukan publikasi ilmiah, dan/atau karya inovatif yang dilakukannya. Dengan demikian guru dituntut untuk terus belajar agar mampu beradaptasi dengan perubahan dan dapat menginspirasi peserta didik menjadi pembelajar mandiri yang bertanggungjawab, kreatif dan inovatif. Dalam proses belajar tersebut guru tidak lepas dari tradisi membaca dan menulis. Membaca informasi, data, peraturan dan perubahan-perubahannya, membaca kebutuhan peserta didik dan memahami mereka sesuai perkembangan jamannya. Menuliskan, merencanakan, dan memberikan solusi efektif dalam rangka menjawab tuntutan perubahan-perubahan tersebut. Seperti kata William Arthur Ward : "Guru biasa-biasa saja hanya bisa menceritakan. Guru yang baik mampu menjelaskan. Guru yang unggul mampu menunjukkan. Sementara guru yang hebat bisa memberikan inspirasi"’
Marilah kita asah tadisi membaca dan menulis kita. Baca dan tulislah apa yang baik dari yang kita baca itu maka dengan demikian kita telah merekam dan mewariskan sejarah dengan untaian tulisan kita sebagaimana kata Ali bin Abi Thalib : “Semua penulis akan mati, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti”.
* Selamat atas dilantiknya Pengurus Ikatan Guru Indonesia (IGI) Daerah Kabupaten  Ketapang Periode 2017-2022. Bersama IGI kita bangun sinergi!



Read more ...

Minggu, 02 April 2017

IBU

Assalammualaikum wr wb, perkenalkan nama saya Nuky Eka Nurhandayani, saya ingin mendeskripsikan tentang Ibu. Ibuku bernama Eka Nugrahita Nurhayati, sekarang berusia 45 tahun yang memiliki rambut hitam tidak terlalu panjang dengan berat badan 60 kg dan tinggi 145. Ibuku adalah inspirasiku, beliau sosok yang sangat spesial dalam hidupku. Ibu yang selau mengajariku berbagai banyak hal, kasih dan sayangmu begitu besar ibu dan betapa besar peran ibu dalam kehidupanku ini. Tidak akan pernah bisa aku membalas jasamu ibu sampai akhir menutup mata, kasih dan sayangmu sepanjang jalan engakau takan pernah mengeluh semua demi anakmu ibu meskipun banyak rintangan. Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah, penuh nanah,seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas, ibu, bahwa menunjukkan kasih sayang yang begitu besar kepada kita. Ibu engkau yang tak pernah berharap budi balasan atas apa yang engkau lakukan untuk diriku yang engkau sayang. Ibu yang selalu tegar dalam menghadapi kehidupan yang berliku serta menghadapi segala cobaan tuhan. Beliau juga yang sabar dalam membesarkanku hingga aku tumbuh besar dan memiliki kepribadian  seperti saat ini.
Ibulah yang mengajariku semuanya, tentang  agama, pendidikan, kehidupan, sopan santun dan bagaimana menjadi pribadi yang baik. Ibu adalah wanita terhormat yang menjadi panutanku, tak pernah mengeluh dan putus asa, ibu selalu berusaha menjadi lebih baik dan lebih baik lagi. Tak hanya merawat aku, beliau juga selalu merawat rumah dengan baik, serta bekerja dengan giat, ibuku memang wanita terhebat, masakanya sangat enak dan bergizi, ibu tau mana yang baik dan sehat buat keluarga. Ibu selau memperhatikan kesehatanku dan keluarga ku terutama bapak dan adik-adikku. Ibu selain seorang penyayang yang selalu menyayangi aku dan keluargaku melebihi rasa sayangnya terhadap dirinya sendiri. Hidupnya pun penuh dengan rasa bersyukur terhadap apa yang telah diberikan allah, tak kan pernah beliau akan lupa akan sang pencipta. Ibu selalu mendoakanku dan keluargaku untuk yang terbaik, setiap malam ibu selalu bangun untuk sholat malam dan berdoa kepada tuhan Yang Maha Esa, untuk dirinya dan semua orang yang ia cintai. Ibu tak pernah mengeluh dengan apa yang ibu punya dan ibu peroleh. Ketabahan hatinya dan keuletannya membuat aku selalu bisa menjadi seperti saat ini. Kesuksesan yang di raih tak menjadikannya besar hati, karena ibu sadar bahwa semua itu hanya bersifat sementara. Ibuku bagaikan malaikat yang selalu menjaga dan melindungiku dan keluarga dan berhati mulia, ibu juga selalu mengajariku berbagai hal.
Namun, seiring dengan usianya yang kian mendekati senja, kerut dikeningnya dan pipinya adalah bukti kelelahan dari pengorbanan yang luar biasa. Tangan yang dulunya halus, kian hari menjadi kasar karena kerasnya memahat bongkahan batu kehidupan. Tenaganya kian habis dimakan waktu, hingga tak lagi sanggup sekedar mengangkat tubuh rapuhnya. Kakinya semakin lunglai, dipaksa untuk terus diseret demi mengejar harapan, dan penglihatan yang kian kabur, tetap dipaksakan untuk menatap masa depan yang harus dijalaninya. Semakin jelas guratan-guratan penderitaan dalam setiap langkah yang telah dilaluinya. Semuanya itu, dilakukan hanya untuk anak-anak yang dicintainya. Betapa rida dan keikhlasan doa ibu begitu meringankan langkah seorang anak dalam mengarungi kehidupan. Sehingga tidak sedikit orang yang sukses dalam kehidupannya adalah orang-orang yang sangat dekat dengan ibunya. Ya allah, terima kasih ya allah engkau telah menurunkan kasih terbesarmu, kasih yang diawali oleh seorang ibu yang hingga kini kasihnya tiada berhenti mengalir. Hambamu ini hanya bisa bersyukur memiliki seorang ibu yang sangat baik ini. Ibu yang selalu sabar merawatku dari kecil hingga sampai besar dan ibu yang selalu memperhatikan aku, selalu menyayngi aku, selalu memberikan yang terbaik padaku, selalu memafkan segala kesalahan dan kelakuan buruku. Ibuku sayang terima kasih banyak engakau telah mengajariku bemacam-macam dan selalu mendoakanku.

Salam Literasi
Peserta Workshop
Nuky Eka Nuhanayani, S.pd
  
Read more ...

Perjalanan Hidup

Bagaimana harus ku tulis di lembar kertas putih ini yang di temani sebuah pulpen untuk merangkai kata, dan rasanya jemari- jemari ini serasa tak mampu mencoret semua. Maka ku tulis dengan penuh harapan, dimana harapan itu bisa membuat ku lebih tangguh dari ini.
Hidup…
Hidup ini sangat penuh dengan perjuangan, segala tentang hidup. Berjuang dalam menuntut ilmu, berjuang membahagiankan orang tua, dan berjuang untuk adik-adik , dan berjuang untuk cinta.
Semuanya  harus penuh dengan perjuangan.
Catatan ini ku mulai bagaimana berjuang menuntut ilmu, memori ini terbuka kembali dengan jemari-jemari dan hati ini. Mengingat bagaimana perjuangan untuk mencapai puncak masa-masa sekolah sekolah tak semudah yang dibayangkan perjuangan yang penuh dengan peluh dan pilu. Ya kenapa tidak ?  mungkin bagi mereka disana yang bergemilang harta sangatlah mudah tapi kami yang sederhana sangat penuh dengan harapa-harapan entah bisa jadi nyata atu mimpi belaka. Tapi diri ini selalu yakin pada sang pencipta.
Mungkin orang tua ku tak seperti orang tua yang mampu mendidik anak-anak nya dengan wibawa dan bimbingan penuh cinta. Tapi di penjara suci itu aku belajar tentang keyakinan ,bahwa tak ada yang tidak mungkin asal kita mau berusaha. Mimpi-mimpi ku satu persatu ku gantung pada Sang Pencipta ya Dia tempat ku menulis semua rasa, mimpi dan harapan ku titip semuanya Padanya.
Semua yang ku tulis dan harapan-harapan ku beri penghapusnya kepadaNYA agar harapan-harapan ku yang salah di gantiNYa yang lebih baik dari sebelumnya ya aku yakin bahwa Allah tak akan memberikan apa yang aku pinta, ia akan memberikan apa yang aku butuhkan. Perjalanan ku menuntut Ilmu banyak kisa kisah yang tak pernah aku lupakan . ya dimana terkadang malam menjadi siang, dingin pun terasa panas, lapar terasa kenyang. Dimana di ujung sana sudah yang menanti dimana ada ayah dan ibu yang penuh harapan kepada ku. Tapi hasrat dan keinginan tak akan pernah putus. Selalu dan terus berjuang sampai tubuh ini tak mampu berdiri tegap. Tapi kadang aku jatuh bangkit lagi, jatuh lagi dan bangkit lagi, jatuh lagi dan bangkit lagi. Tapi tetap saja jiwa dan raga ini tak pernah menyerah terus berjuang karena harapan-harapan dan keingan ini, ku gantungkan pada Sang Kuasa, yang mampu membuat tidak ada menjadi ada, tidak bisa menjadi bisa, tidak mampu menjadi mampu, yang lemah menjadi kuat. Dial ah yang mampu membuat semuanya menjadi bisa. Langkah kaki terus saja melangkah meski jatuh tetap saja melangkah.
Dimana rintangan –rintangan yang terus dating tanpa di duga.bahkan ujian, gunjingan-gunjingan masyarakat yang selalu meremehkan diri ini. Tapi lihat lah langkah ku tak terhenti remehan mereka , gunjingan mereka membuat langkah kaki ini semakin laju dan terus melaju. Samapi pada akhirnya aku mampu  menyandang gelar S.Pd ya gelar ini kudapatkan denga peluh dan mimpi-mimpi yang besar ingin ini ku gantungkan kepada Sang Pencipta.. mimpi ku yang satu ini telah Allah berikan meski Allah memberikan aku sebuah kaktus yang amat tajam dan berduri terlebih dahulu, lambat laun kaktus itu berbunga dengan Indah seperti itulah mimpi ku yang harus aku lalui lika liku terlebih dahulu sakit, pahit,lelah, lesuh, peluh , air mata, bahakan derita semua di lalui tapi gelar ini sangat lah indah yang mewarnai nama di belakang nama ku Yanti Suryani, S,Pd.
Keinginan ku kedua membahagiakan kedua orang tua ku dan membuat mereka bangga dengan gelar ini yang dapat memberikan Ilmu di dunia pendidikan .gelar ini menjadi tanggung jawab ku di hadapan Allah, masyarakat dan Negara perjuangan ku tak berhenti disini langkah kaki ini tak berhenti begitu saja. Mjulai berpetuaalang  menyodor kan lembaran kertas 16 tahun di perjuangkan dari tingkat SD, SMP, SMK, Sampai perguruan tinggi hanya untuk mendapatkan ilmu dan selembar kertas ini yang bercap tiga jari.
Untuk mendapatkan itu pun sulit bagi ku, mereka bergunjing lagi merendahkan ku lagi dan lagi. Mereka lupa bagaimana dulu merendakhan ku. Di hadapan mereka topi toga itu tertancap di kepala ku, dan setelah itu mereka tak puas merendah kan ku. Langkah ini  terus lari-lari dan lari mencari yang pasti. Mencari dimana selembar kertas yang bercap tiga jari ini bisa membuahkan materi yang di damping didikan didkan utnuk tunas-tunas bangsa. Terus dan terus langkah kaki ini tak henti dan kembali lagi aku gantungkan ingin-ingin ku ini kepada Sang Kuasa, ku pergi dari tanah kelahiran ku, ku sebrangi laut sampailah aku di kota ini. Kota yang memberikan ku harapoan Yang bekali hanya keyakinan dan perjuangan. Mulai lah langkah kaki ini terus melangkah tanpa henti meski kadang harus mencari rizki di luar profesi tetap ku jalani. Tapi harapan dan perjuangan tak ada henti. Sampai kaki ini terhenti di sebuah gedung yang memberikan ku harapan-harapan menjadi nyata sekolah ini yaitu MA’ARIF dan AL-BAITUL ATIQ tempat ku mengabdi diri mendidik tunas-tunas bangsa berguna bagi nusa dan bangsa.
Dan perjuangan ku ke tiga serta ingin ku ketiga yaitu mendidik adik-adik ku agar berguna bagi nusa dan bangsa, mereka adalah bagian dari hidup ku aku selalu ingin menjadi contoh bagi mereka maka ku tanamkan nilai –nilai yang bermakna, ku tanamakan dan ku ajarkan bahwa gantunglah keinginan keinganan kalian kepada Allah karna hanya Dial ah yang mampu merubah segalanya. Mungkin saya tak akan bisa menggantikan orang tua dalam mendidik anak-anak tapi Allah telah menitipkan ilmu –ilmu ini untuk ku terapkan dan mereka adalah amanah ku.
Dan terakhir cinta.
Ya cinta mungkin jika ku tulis tentang cinta tak akan pernah ada habisnya bahkan pena tak mampu untuk merangkainya. Bagaimana harus ku mulai tentang segumpal daging ini bernama hati, yang ku tau sedang berusaha dan menanti  sampai Allah menetapakan bagian diri ini.
Aku yakin akan janji Allah
Catatan ini ingatlah.
Dirimu diri ku ya diri ku dirimu, diri mu selalu ku rindukan dalam do’a dan sujud malam ku.
Sampai Allah tetap kan kepingan kepingan hati ini.

Yanti Suryani S.Pd
SMA AL-BAITUL ATIQ 
Read more ...

Berusaha Membuat Semua Anak Bersinar

Oleh Akhmad Dwinanto
Guru MTs Swasta Di Ketapang Kalimantan Barat
Setelah 8 tahun mengajar di Madrasan Tsanawiyah Negeri dengan fasilitas yang cukup lengkap, tepatnya tahun 2011 saya mutasi ke Madrasa Tsanawiyah Swasta. Sebagai Madrasah Swasta, selama ini terjadi fluktuasi dalam populasi siswa serta adanya masalah anggaran Madrasah. Beragamanya tingkat kecerdasan siswa dengan latar belakang yang berbeda-beda cukup sulit rasanya berkata untuk ideal dalam pembelajaran. Sebagian besar siswa saya memiliki kebutuhan belajar yang sangat unik. Tidak ada seorangpun dari mereka yang terpandai di dalam kelas, namun demikian mereka adalah kelompok yang sangat hebat.
            Setelah menjalani beberapa minggu bersama dan mulai mengenal mereka , saya menyadari bahwa siswa-siswa  ini tidak pernah memiliki kesempatan untuk menjadi “bintang”dikelas mereka. Sebagian besar dari mereka mengalami kesulitan dan perasaan bingung mereka pada Matematika dan keyakinan mereka akan kemampuan mereka sendiri dalam bidang ini sangat kurang dari ideal. Dari hal itu saya menyadari pentingnya kepercayaandiri dengan membagi pengetahuan dengan orang lain bagi semua siswa, maka saya memutuskan untuk mencari cara agar supaya siswa saya memperoleh kepercayaan diri.
            Saya mengembangkan gagasan dan fikiran untuk menciptakan “ahli-ahli” untuk membantu ketika kami melakukan kegiatan pembelajaran yang baru dengan praktek secara langsung. Sehari sebelum kegiatan berlangsung, saya sengaja mengajak murid berdiskusi dengan suasana santai. Selama waktu santai tersebut saya memberikan pelajaran ringkas tentang kegiatan atau tema yang akan dilakukan pada waktu belajar esok harinya , saya akan mendampingi mereka hingga mereka siap menjadi guru pembantu “ahli” saya. Ke esokan harinya , ketika kami memulai  kegiatan pembelajaran, guru-guru pembantu saya sudah mengerti akan tugas mereka masing-masing dan segera membantu siapa saja yang sangat membutuhkan. Pembantu saya memainkan tugasnya dengan sangat serius. Mereka sangat hebat mengerjakan tugas ini, mereka juga dengan bersungguh-sungguh menunjukkan bahwa mereka benar-benar “ahli-ahli”.
            Saya meyakini gagasan saya ini akan berhasil, namun saya tidak menyadari bahwa gagasan saya ini berhasil dengan banyak cara.  Siswa-siswa  tidak hanya memperoleh rasa percaya diri , tetapi juga saya mendapatkan beberapa guru tambahan di kelas saya. Dengan cara ini saya terasa sangat menyenangkan saya dapat mengarahkan  siswa yang membutuhkan bantuan untuk bertanya pada teman sekelas mereka , karena mereka mengetahui bahwa mereka akan mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan ketika saya membantu siswa lain. Saya tidak menyangka betapa seriusnya siswa-siswa tersebut memainkan peran mereka sebagai guru .
            Dengan pengalaman yang singkat ini dimana saya melibatkan “ahli-ahli” sebagai guru
saya tidak mampu untuk menahan senyum ketika saya mendengar seorang guru pembantu saya berkata , “ Kerja bagus,  kerja yang hebat,  sebenarnya kalian bisa”.Dari sini saya belajar banyak dari para pembantu-pembantu saya. Yang terpenting dari  catatan ini , saya menyadari bahwa kita kehilangan banyak kesempatan ketika kita tidak memberikan kesempatan semua siswa untuk” bisa bersinar”.
                Demikian sekelumit catatan seorang guru Madrasah Tsanawiyah Swasta di Ketapang Kalimantan Barat,mudah-mudahan bermanfaat. Aamin

Read more ...
Designed Template By Blogger Templates - Powered by Sagusablog